PENDAHULUAN
Pada
lingkungan bisnis global yang berkembang pesat dewasa ini, banyak perusahaan yang menyadari bahwa informasi
yang tepat dan berguna dapat menjadi kunci untuk meraih sukses dalam kompetisi
dunia bisnis. Untuk dapat menghadapi
persaingan bisnis global, perusahaan harus dapat dengan cepat
menggunakan data yang ada, baik historis maupun geografis. Oleh karena itulah
saat ini telah berkembang konsep baru
dan toolsyang penting yang dapat memberikan solusi terhadap kebutuhan
penyediaan data dan informasi bagi eksekutif dalam perusahaan. Maka berbagai
macam teknologi baru mulai berkembang saat ini diantaranya yaitu data
Warehouse, data Mart, dan data Minning
Data Warehouse
dapat membantu eksekutif dalam mengambil keputusan secara cermat, cepat, dan
akurat. Selain itu, data warehouse menyediakan tampilan yang user friendly
kepada penggunanya. Sedangkan Data Mart
merupakan bagian dari data warehouse yang mendukung pembuatan laporan dan
analisa data pada suatu unit, bagian atau operasi pada suatu perusahaan. Data
mart sering digunakan untuk memberikan informasi kepada segmen fungsional
organisasi. Lalu data Minning dapat
bermanfaat untuk mengindentifikasi karateristik umum pelanggan, menganalisis
produk yang dijual bersamaan, menganalisis kecenderungan konsumen dari waktu
yang berbeda, dan juga untuk membuat prediksi dan deskripsi perusahaan
kedepannya. Yang biasanya dibagi menjadi 3 Minning tools yaitu Query-Reporting
Tools, Intelegent Agent, dan Analisis Multidimensional.
Maka
dibawah ini kami akan memaparkan contoh perusahaan yang menggunakan ketiga
teknologi tersebut.
1.
Penggunaan
Data Warehouse pada PT. SEMEN PADANG
Untuk
membangun data warehose analisis kinerja penjualan maka dibutuhkan seperangkat
komputer yang dilengkapi dengan softwer berupa Windows XP sebagai sistem
operasi dan Microsoft SQL 2008 R2 sebagai aplikasi untuk membangun data
warehouse itu sendiri.






Gambar Arsitektur Sytem Pricess
Data Warehouse Penjualan Pada PT. Semen Padang
1) Arsitektur
data warehouse penjualan di PT. Semen Padang dimulai dengan mengumpulkan data
yang berkaitan dengan penjualan yang bersumber dari berbagai database seperti
database penjualan, promosi, customer, dan produksi
2) Setelah
data dari berbagai database dikumpulkan, terhadap data tersebut dilakukan
ekstraksi sesuai dengan kebutuhan data warehouse yang akan dibangun. Seperti
dari database penjualan, data yang dibutuhkan adalah data penjualan dari tahun
2010-2011, data wilayah penjualan, data tipe pembayaran dan jenis penjualan
3) Dari
data yang sudah diekstraksi dilakukan proses transformasi data. Pada proses
transformasi dilakukan proses seperti merapikan data yang tidak konsisten
seperti pemberian kode customer, memperbaiki penamaan pada field, dan
lain-lain.
4) Proses
selanjutnya adalah data loading ke dalam gudang data yang sudah dibangun dengan
menggunakan script yang ada di SQL. Sehingga terbentuklah sebuah data warehouse
yang siap digunakan untuk menghasilkan informasi. Tampilan User Interface dapat
dilihat pada Gambar 2
5) Dengan
teknologi OLAP (OnLine Analytical Processing), dihasilkan beberapa view yang
disesuaikan dengan kebutuhan user diantaranya analisis penjualan berdasarkan
jenis semen tiap tahun, analisis penjualan berdasarkan wilayah penjualan tiap
tahun, analisis penjualan berdasarkan plant pengantongan semen tiap tahun,
analisis penjualan berdasarkan customer tiap tahun, analisis penjualan
berdasarkan bulan penjualan, dan analisis penjualan berdasarkan tahun
penjualan. Desain OLAP dapat dilihat pada Gambar 3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|

Gambar
2. User Interface untuk Proses Data Loading
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sales
Year (To)
|
|
|
|
|
|
|
DO_Quantity_TON
|
Price
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Grand
Total
|
|
|
Gambar
3 Desain OLAP Penjualan Berdasarkan Jenis Semen 2.
2. Data Mart Penjualan Hypermarket
Berikut ini skema database yang digambarkan oleh ERD (entity
relationship diagram) dimana terdapat 9 entitas yang mewakili 9 tabel yang
saling berelasi.

Gambar 1 Skema Database Penjualan konseptual pada
Hypermarket XYZ
PERANCANGAN DATA MART
1. Classify Entities
Mengelompokkan entitas kedalam 3
kategori, yaitu sebagai berikut:
·
Trans
action Entities : Entitas Transaksi dan entitas ItemTransaksi
·
Component
Entities : Entitas Kasir, entitas MasterBarang dan entitas Barcode
·
Class
ification Entities : entitas Sub Master Barang,entitas DepHead, entitas DivisiManager
dan entitas Kategori
2. Identify Hierarchy
·
Hirarki
dengan entitas DivisiManager di bagian atas dan entitas Master Barang di bagian
bawah.
·
Hirarki
dengan entitas Kasir di bagian atas dan entitas ItemTransaksi di bagian bawah.
3. Model dimensional
Collapse hierarchy yaitu peleburan entitas level tertinggi ke entitas dengan level
yang lebih rendah dalam hirarki.
Sebagai contoh entitas DivisiManager dilebur atau
digabungkan ke dalam entitas DepHead
maka Entitas Dephead akan berisi atribut asli
ditambah dengan antribut yang berasal
dari tabel yang digabung. Peleburan ini
berlangsung hingga entitas terbawah
dalam suatu hirarki, dan menyisakan satu entitas
yang kemudian akan menjadi tabel
dimesi. Agregation diterapkan pada
sebuah transaction entity untuk menciptakan sebuah entitas yang baru
yang berisi data yang diringkas
Dalam
implementasi dari perancangan data warehouse ini, maka data-data yang telah
diolah ditampilkan dalam bentuk diagram dan tabel berdasarkan dari kebutuhan
user. Beberapa implementasinya adalah sebagai berikut:

*Data omset penjualan keseluruhan *Data
penjualan tahun 2011 dari seluruh divisi

*Data Penjualan divisi
tertentu
*Data rata-rata
penjualan semua divisi

3. Penerapan Data Mining pada PT.
Dirgantara Indonesia Bandung menggunakan metode Clustering
K-Means Clustering merupakan metode untuk mengklasifikasikan atau
mengelompokan objek-objek (data) kedalam
K-group (cluster) berdasarkan atribut tertentu. Pengelompokan data dilakukan untuk
memperhitungkan jarak
terdekat antara data-data(objek observasi) dengan pusat
cluster(centroid). Prinsip utama dari
metode ini adalah
menyusun K buah centroid
atau rata-rata (mean)
dari sekumpulan data berdimensi
N, dimana metode ini
mensyaratkan nilai K
sudah diketahui sebelumnya (apriori).
Algoritma K-Means dimulai dengan
pembentukan prototype cluster diawal
kemudian secara iteratif prototipe
cluster tersebut diperbaiki sehingga tercapai kondisi
konvergen, yaitu kondisi dimana
tidak terjadi perubahan yang signifikan terhadap
prototipe cluster. Perubahan ini
diukur dengan menggunakan fungsi objektif D yang umumnya didefinisikan sebagai
jumlah atau rata-rata jarak tiap
item data dengan centroid groupnya.
a.
Implementasi Antar Muka Pengguna (User Interface) awal



e.
form history dan laporan akhir

4. Penerapan Minning
tools diperusahaan
a. Analisis multidimensional perusahaan industri manufaktur
kopi
analisis
multidimensional scalling ini bertujuan untuk mentransformasikan bagaimana
penilaian yang diberika para konsumen terhadap kemiripan atau preferensi
terhadap sesuatu misalnya penilaian kemiripan terhadap beberapa toko atau merek
barang. Jika konsumen menilai ada kemiripan diantara objek tersebut, maka akan
terlihat dalam jarak diantara keduanya pada skala multidimensi. Apabila objek A
dan B, misalnya dinilai mirip oleh konsumen, maka MDS akan memetakan posisi
objek A dan B pada posisi yang lebih dekat dibanding yang lainnya.
-
Isikan
kuisioner survei

-
Klik
Analyze, Scale lalu pilih Multidimensional Scalling (ALSCAL). Berikut
gambarannya:

-
Masukkan
seluruh variabel mulai dari Tos_Kopi sampai dengan Wajibstat_Kopi ke dalam
bagian Variables. Nah, pada Shape pilih Rectangular untuk menggambarkan
pemetaan (mapping) jarak Euclidean pada output. Berikut gambarannya:

-
Selanjutnya
klik pada Model dan pada Level of Measurement pilih skala data yang dipakai,
dalam hal ini kita pilih Rasio.. Lalu pada scalling model silahkan centang pada
Euclidean Distance. Untuk Conditionality kita pilih Row karena kita hanya akan
membandingkan produk kopi berdasarkan kriterianya yang sudah di set per baris
(row 1=Kekentalan, row 2=Rasa, row 3=Aroma, row 4=Warna, row 5=Harga, row
6=Manfaat dan row 7=Kemasan). Berikut gambarannya:

-
Selanjutnya
klik lagi Options dan pada bagian Display lalu centang Group Plots seperti ini:

b. Intelegent Agent (Robot Koki)
Koki
Cerdas merupakan contoh teknologi Intelegent Agent (Kecerdasan Buatan). Robot
yang dapat memasak makanan secara otomatis. Cara kerja alat ini adalah manusia
dapat memilih menu serta porsi makanan yang disediakan robot tersebut, kemudian
memasukkan bahan – bahan yang diperlukan. Koki cerdas ini merupakan tipe
agen Goal – based agent karena didesain untuk bekerja sesuai target yang
telah ditentukan sebelumnya, yaitu memasak makanan. Selain itu, karena agen
tersebut akan belajar dari informasi baru apabila terdapat menu masakan baru
yang akan dimasukkan. Agen akan mempelajari informasi baru tersebut hingga
kemudian dapat dijalankan olehnya.
Impikasi :
a.
Perfomance Measure
Perfomance Measure
Perfomance Measure atau tujuan dari alat ini adalah:
·
Mengenali
peralatan dan bahan –bahan sesuai
menu
·
Memasak
makanan sesuai menu dengan benar.
·
Dapat
memberikan peringatan ketika terdapat kesalahan pada peralatan atau bahan-bahan
·
Meminimalkan
waktu dan tenaga user.
b.
Environment (Lingkungan)
Lingkungan dari agent ini adalah: Peralatan masak, dan
bahan-bahan untuk memasak
c.
Actuators
Actuators
merupakan aktivitas yang dilakukan oleh agen tersebut. Actuators dari koki
cerdas ini adalah:
·
Mengambil
peralatan dan bahan-bahan untuk memasak
·
Membersihkan
bahan-bahan sebelum digunakan
·
Memasak
makanan sesuai menu yang dipilih
·
Menyajikan
makanan yang telah jadi.
d.
Sensor
·
Sensor
bentuk : untuk mengenali peralatan serta bahan-bahan apa saja yang digunakan
untuk memasak.
·
Sensor letak
:agar dapat meletakkan peralatan serta bahan-bahan untuk memasak dengan benar
dan juga menyajikan hasilnya pada tempat yang benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar