Sabtu, 04 November 2017

PERBANDINGAN MABDA




Konsep Mabda
            Mabda dalam bahasa Arab berasal dari kata bada’a-yabda’u-bad’an-mabda'an yang artinya adalah memulai. Namun menurut istilah mabda berarti pemikiran yang mendasar yang di atasnya dibangun pemikiran-pemikiran lain.
            Pemikiran mendasar yang dimaksud adalah pemikiran yang universal (menyeluruh) tentang kehidupan, alam semesta dan manusia serta meliputi pemikiran tentang kehidupan sebelum dan setelah dunia serta hubungan ketiga hal tadi dengan kehidupan sebelum dan setelah dunia.
            Dari pemikiran mendasar ini akan muncul pemikiran-pemikiran lain yang merupakan pemikiran cabang, sehingga akan melahirkan aturan-aturan kehidupan secara menyeluruh.
            Ketika seorang manusia menganut suatu mabda, maka ketika itu berarti dia telah memiliki pemikiran yang mendasar yang merupakan landasan bagi pemikiran lain setelahnya, maka ketika itu pula dia akan melangkah dalam kehidupannya dengan jelas dan terarah sesuai dengan arahan dari mabdanya.
Mabda yang dianutnya akan melahirkan aturan kehidupan, sehingga akan terpecahkan seluruh problematika kehidupannya. Maka mabda adalah pemikiran menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan kehidupan (aqidah aqliyah) yang memancarkan sistem aturan kehidupan (nidzhom). Pada saat permasalahan kehidupan manusia dapat terjawab, dengan sendirinya manusia ini akan maju dan bangkit. Jadi mabda adalah satu-satunya pengikat antar manusia yang dapat mengantarkan mereka pada kemajuan hidup dan kebangkitannya.

Keshahihan Sebuah Mabda
            Sebagai sebuah mabda, yang dia merupakan pemikiran universal serta melahirakn aturan-aturan kehidupan, dapat dijadikan pengikat antar manusia sehingga dapat membawa mereka kepada kemajuan dan kebangkitan dalam kehidupannya. Namun demikian, tidak setiap mabda dapat membawa manusia kepada kebangkitan dan kemajuan yang benar (shahih), karena tergantung pada aqidahnya, jika benar aqidahnya maka benarlah mabdanya benar pula kebangkitan yang dihasilkannya. Sebaliknya jika salah aqidahnya, maka salah pula mabdanya sehingga salahlah kebangkitan yang dihasilkannya.
            Mabda yang shahih (benar), haruslah sesuai fitrah, meuaskan akal dan menentramkan hati. Adapun sesuai fitrah maksudnya adalah sesuai dengan gharizah taddayun, yaitu mengakui bahwa manusia itu lemah dan sangat membutuhkan kepada penciptanya. Sedangkan memuaskan akal berarti dia dibangun berdasarkan akal sehat manusia bukan didasarkan pada materi atau selain dari itu.
            Dari tiga mabda ini, hanya mabda Islamlah yang merupakan mabda yang shahih, karena sesuai dengan fitrah manusia, memuaskan akal serta menentramkan hati. Adapun Kapitalisme dan Sosialisme adalah mabda yang lahir akibat kezaliman manusia. Mabda ini lahir setelah terjadinya penindasan Gereja pada abad pertengahan. Dorongan yang lahir waktu itu menolak intervensi agama sama sekali atau menerima dengan syarat. Dari sinillah, sejarah Kapitalisme dan Sosialisme sebagai mabda kemudian bermuara dan berkembang. Dari segi sumber ajaran, masing-masing mabda tersebut bersumber dari akal. Akallah yang menentukan segalanya, baik yang berkaitan dengan akidah maupun sistemnya. Semuanya ditentukan oleh akal manusia.
Dari segi akidah, Kapitalisme dibangun berdasarkan ide pemisahan antara agama dengan kehidupan (fashl ad-din 'an al-hayat) atau yang popular dengan istilah Sekulerisme. Kapitalisme masih mengakui eksistensi agama, tetapi agama tidak boleh mengatur urusan kehidupan manusia. Agama hanya diberi otoritas untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dalam masalah ritual dan spiritual, sedangkan masalah kehidupan, manusialah  yang berhak mengatur sendiri urusannya. Sebab ini merupakan urusan manusia dengan manusia, bukan manusia dengan Tuhan. Karen akidahnya seperti ini, maka pandangan hidupnya menjadi pragmatis, yang melakukan dan meninggalkan sesuatu berdasarkan asa manfaat (pertimbangan untung rugi), artinya, jika ada keuntungan akan dilakukan, tetapi kalau menyebabkan kerugian akan ditinggalkan. Inilah asas manfaat yang menjadi pandangan orang Kapitalis. Agar pandangan tersebut bisa direalisasikan, orang Kapitalis menetapkan Liberalis (kebebasan) sebagai metodenya.
Dengan kedua standar diatas, kesalahan Kapitalisme dapat dijelaskan, anatara lain:
Pertama, dari segi kesesuaiannya dengan fitrah manusia, dapat dijelaskan, bahwa manusia mempunyai fitrah beragama yang dengan fitrah tersebut dia memerlukan Dzat Yang Maha Agung dan itulah Tuhan. kebut uhan manusia pada Tuhan sesungguhnya tidak terbatas pada waktu ibadah, sebab diluar ibadah pun manusia tetap manusia, yang memepunai kelemahan, kekurangan dan karena itu memerlukan Dzat Yang Maha Agung. Kabutuhan manusia kepada Dzat Yang Maha Agung ini merupakan  fitrah. Meskipun ketika keperluan ini tidak dipenuhi tidak akan menyebabkan kematian. Namun harus difahami, bahwa kelemahan dan kekurangan manusia mengharuskan adanya kebutuhan manusia pada Dzat Yang Maha Agung. Hal ini memustahilkan fitrah manusia terpuaskan oelh sesamanya. Karena itu, jika konsepsi mabda ini mengajarkan pamisahan agama dari kehidupan, artinya akidah tersebut bertentangan dengan fitrah manusia yang lemah, yang seakan-akan manusia mempunyai fitrah Maha Kuasa, termasuk kekuasaan mengatur kehidupannya. Belum lagi akal yang menghasilkan mabda ini cenderung berubah, mempunyai keterbatasan dan tidak konsisten. Jika sumber mabda tersebut seperti ini, berarti produk mabdanya juga sama, yakni sama-sama kacau, lemah dan terbatas.
Kedua, kesalahan mabda tersebut dilihat dari segi asas karena tidak dibangun berdasarkan akal, dapat difahami, bahwa Kapitalisme adalah mabda yang dibangun berdasarkan prinsip kompromi (al-hall al-wasath) antara tokoh gereja dengan filsuf. Bukan karena pertimbangan logis menurut akal. Artinya, mereka menetapakan langkah kompromi untuk mendamaikan konflik yang terjadi antara pihak gereja dengan kaum intelektual. Maka, dalam berbagai aspek mabda ini telah mengkompromikan antara yang haq dengan yang bathil, antara Islam dengan kekufuran, dan antara petunjuk dengan kesesatan. Karena itu, kapitalisme yang dibangun berdasarkan ide pemisahan antara agama dengan kehidupan itu bukan karena pertimbangan rasional, melainkan karena unsaha untuk mendamaikan konflik yang terjadi.         
Sedangkan Sosialisme dan Komunisme, dari segi akidahnya dibangun berdasarkan materi. Dalam pandangan Sosialisme, alam, manusia dan kehidupan berasal dari materi. Semua yang ada merupakan wujud materi. Perubahan dari satu bentuk benda kepada bentuk benda lain juga merupakan proses perubahan materi (materialisme dialectic). Semua yang ada hanya mencerminkan ujud materi. Inilah yang disebut Materialisme. Akidah Sosialisme dan Komunisme mengatakan, bahwa materi merupakan asal segala wujud dan tidak ada yang lain. Mereka menolak adanya Allah sebagai Sang Pencipta. Dengan begitu jelas mereka menolak agama. Sebaliknya mereka menciptakan "agama" baru dengan menyembah dan mengagung-agungkan benda. Meraka mengatakan, bahwa agama adalah candu yang akan merusak masyarakat.
Inilah yang menjadi keyakinan Marksisme, Leninisme, Titoisme dan sebagainya. Karena akidahnya menolak agama, sistem kehidupannya kemudian dibangun berasakan akal yang hampa dari ajaran agama. Dalam pandangan akal mereka, materi berubah dari satu betuk kepada bentuk yang lain adalah wujud perubahan materi, biasanya dikenal dengan sebutan materialisme dialektis. Sedangkan cara untuk mewujudkan perubahan tersebut adalah dengan menciptakan pertentangan antara satu materi dengan materi yang lain; atau menciptakan konflik antara satu pihak dengan pihak lain.
Dari uraian diatas, kesalahan Sosialisme dapat difahami, antara lain: Pertama, berdasarkan standar ketidaksesuaiannya dengan fitrah manusia, yang dapat disimpulkan, bahwa fitrah manusia memerlukan agama dan lemah itu telah dinafikan oleh Sosialisme. Alasannya karena agama telah dianggap sebagai candu bagi masyarakat. Dengan begitu, naluri beragama manusia telah dibunuh dan dikubur hidup-hidup. Ini jelas bertentangan dengan fitrah manusia.
Kedua, dilihat dari segi akidah Sosialisme yang tidak dibangun berdasarkan akal, sebaliknya berdasarkan materi. Ini artinya, bahwa materi dalam pandangan Sosialisme adalah azali. Tentu ini sangat bertentangan dengan akal, karena dzat yang azali seharusnya tidak memerlukan kepada yang lain dan tidak terbatas. Sebagai contoh, materi dianggap sebagai sumber kehidupan, sedangkan materi itu sendiri tidak dapat melahirkan dirinya sendiri. Disamping itu, materi mempunyai kelemahan dan keterbatasan. Matahari, misalnya ketika terbit dari timur ke barat dan terus-menerus secara konsisten, tentu memerlukan garis orbit yang sekaligus merupakan sistem bagi terbit dan tenggelamnya matahari. Pertanyaannya adalah benarkah matahari mengikuti garis orbitnya tanpa ada yang mengatur? Tentu mustahil. Maka, benarkah matahari yang memerlukan garis orbit itu disebut tidak memerlukan apapun atau memerlukan siapapun? Tentu tidak masuk akal. Ini adalah salah satu contoh. Dengan demikian, Sosialisme telah gagal menjelaskan, bahwa materi bersifat azali. 

Perbandingan Mabda
            Jika diperhatikan secara teliti dan mendalam, di dunia ini hanya terdapat tiga mabda yaitu: Islam, kapitalisme dan sosialisme. Mabda kapitalisme sekarang menjadi kekuatan tunggal di dunia, dan dia diemban oleh kebanyakan negara Barat serta belahan dunia lain meskipun tidak sepenuhnya diterapkan. Sedangkan sosialisme dan Islam, tidak ada satu negara pun yang mengembannya, akan tetapi Islam masih eksis dalam diri individu-individu di dunia.
            Mabda Islam sangat berlainan dengan kedua mabda yang lainnya. Sedangkan sosialisme dan kapitalisme, meskipun memiliki perbedaan dari berbagai segi, akan tetapi masih memiliki kesamaan-kesamaan. Secara garis besar, perbandingan ketiga mabda tersebut akan diuraikan dalam bentuk bagan di bawah ini:

Unsur Mabda
Sosialisme
Kapitalisme
Islam
Aqidah
Materialisme atau evolusi materi (materi merupakan asal segala sesuatu, dan evolusi materi merupakan jalan terjadinya segala sesuatu)
Pemisahan agama dengan kehidupan (fashluddin ‘an al-hayah). Agama tidak boleh ikut campur di dalam kehidupan.
Laa Ilaaha illallah,  Muhammadur Rasulullah
Munculnya aturan kehidupan
Aturan diambil dari materi dan perubahan materi atau alat-alat produksi. Berubahnya alat-alat produksi akan mengubah aturan kehidupan.
Aturan harus dibuat oleh manusia (karena tidak ada pesan bagi Tuhan dalam kehidupan manusia)
Allah SWT yang membuat aturan, kemudian mengutus Rasulullah SAW untuk menyampaikannya kepada manusia.
Standar kehidupan
Materi dan evolusi materi
Manfaat (boleh tidaknya suatu hal bergantung pada manfaat yang dikandungnya)
Halal dan haram
Pandangan tentang masyarakat
Masyarakat adalah : kumpulan antara individu, tanah, alam, dan alat-alat produksi yang merupakan satu kesatuan.
Masyarakat adalah kumpulan individu-individu yang saling berinteraksi.
Masyarakat adalah: kumpulan manusia yang memiliki pemikiran, perasaan dan peraturan yang sama.
Penerapan aturan
Negara menerapkan aturan dengan kekuatan militer dan kekerasan undang-undang.
Negara berfungsi sebagai penjaga atau penjamin terhadap kebebasan individu dan aturan ditegakkan dalam rangka hal tersebut.
Setiap individu menerapkan hukum dengan dorongan takwa kepada Allah SWT dan daulah menerapkan hukum dengan keadilan.
Ukuran kebahagiaan
Tercapainya kenikmatan jasmani sebesar-besarnya.
Tercapainya kenikmatan jasmani sebesar-besarnya.
Ridwanullah (keridhoan Allah)

Mengembalikan Kejayaan Islam
            Melihat pada keadaan dunia sekarang ini, dimana mabda yang eksis dan berkuasa adalah mabda kapitalisme, ternyata membuat kaum muslimin seperti tidak berdaya menghadapinya. Seluruh roda kehidupan beserta kebijakan-kebijakan internasional berada di tangan Amerika sebagai penguasa tunggal, dan sebagai polisi dunia yang akan mengadili segala permasalahan dengan kacamata mabda mereka.  Dan hal ini telah semakin mempurukkan kaum muslimin di seluruh penjuru dunia ke jurang kehinaan mereka yang seolah-olah sulit untuk diselamatkan. Sebagai sifat suatu mabda selalu ingin disebarkan dan ingin dianut oleh seluruh manusia, maka demikian pulalah kapitalisme, dengan metode bakunya-menjajah- Amerika akan memaksa ide-idenya supaya dianut oleh seluruh manusia di seluruh negara lewat demokrasinya,  HAM, teori pembangunan berjangka, pluralisme, dan banyak lagi sarana-sarana yang dipergunakannya. Dan mereka akan dengan segera bereaksi keras manakala mereka melihat tanda-tanda adanya kebangkitan Islam, sehingga keadaan kaum muslimin sekarang ini sungguh telah jauh dari kejayaan yang pernah diraihnya selama hampir tiga belas abad.
            Untuk kembali pada kemuliaan Islam seperti dahulu, maka yang harus dilakukan oleh seluruh kaum muslimin adalah mengembalikan tegaknya daulah Islam dengan menegakkan seluruh sistem pemerintahan dan perundangan dengan berlandaskan kepada mabda Islam. Hanya dengan cara itulah, kemuliaan Islam akan dapat kembali diraih oleh kaum muslimin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar